- Back to Home »
- cermin »
- Hakikat Keberagaman 1
Posted by : NurKhois MuttaQien
Ensiklopedi
Pemikiran Emha Ainun Nadjib
Oleh : Sanghyang Mughni Pancaniti
1. Pluralisme adalah hakekat hidup yang
diciptakan oleh Allah.
2. Kata Nabi “menyingkirkan duri dijalanan adalah sebagian dari iman” hadits
ini menunjukan universalitas perbuatan seseorang. Kalau di desa saya Jombang
dulu, kalau mau pemilu, orang berfikir berdasarkan Parpol. Ada seorang anak
bernama Tarwi membawa karung, tapi kemudian dia jatuh, orang nggak mau menolong
karena dia Golkar. Berarti mereka kalah oleh duri yang menusuk siapa saja, dan
beras yang bersedia di makan siapa saja. Filosofi duri tadi adalah menolong
adalah menolong, titik.! Pokoknya berbuat baik adalah berbuat baik, titik.!
Kalau ada yang lapar kasih makan, titik.! Tak perlu memandang apa agamanya,
madzhabnya, ataupun parpolnya. Itulah hakikat dari keberagamaan
3. Antara etika, sainstika, dan estetika itu harus dinikahkan.
4. Teologinya masing-masing antara satu agama dengan agama lainnya, tapi
budayanya bisa dikerjasamakan, ekonominya bisa dikerjasamakan, politiknya bisa
dikerjasamakan. Bahkan dalam politik internasional, itu banyak
kerjasama-kerjasama antara orang-orang Islam dengan orang-orang Kristen. Karena
tidak semua orang Kristen politiknya sama dengan Josh Bush
5. Islam saya peluk, itu adalah kenikmatan dan kesucian di dalam diri saya,
dan itu saya tutupi dan tidak boleh dilihat-lihat orang. Sebagaimana alat
kelamin kita itu suci, sehingga harus ditutupi. Makanya jangan kita bikin alat
kelamin itu tidak suci. Bentuknya saja yang lucu..!
6. Khusus bidang teologi kita sesama umat beragama tidak boleh berdebat, dan
nggak usah ngomong-ngomong, karena itu aurat. kecuali berdebat masalah
penanganan masalah rakyat, pengairan, atau energy alterative. Itu boleh-boleh
saja.
7. Tidak ada masalah lurahnya Muslim, cariknya Katolik, kamituwonya Hindu,
kebayannya Gatholoco, atau apapun.. jangankan kerja sama dengan sesame manusia,
sedangkan dengan kerbau dan sapi pun kita bekerja sama nyingkal dan nggaru
sawah.
8. Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua agama
tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila kita
cuma puasa, shalat, baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura,
menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat
bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin, memberi makan
anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama.
9. Sudah terpecah dan terkeping sampai seberapa PKB, juga NU? Tidak. Kita
ambil perspektif lain. Itu bukan bentrok, bukan perpecahan. Itu romantisme
demokrasi. Itu dinamika ijtihad (perjuangan pemikiran). Itu produk wajar dari
tradisi berpikir merdeka: salah satu prinsip yang membuat manusia bernama
manusia.
10. Yang paling
penting itu bukan karir atau jabatan, tapi yang penting adalah kebersamaan
menuju progresifitas